Tapis Carnival dalam Lampung Krakatau Festival 2017


Akhirnya Festival Krakatau 2017 digelar kembali seminggu yang lalu. Sebenarnya ada 2 acara yang menurutku tak pernah absen dalam gelaran provinsi tahunan ini, yaitu mendaki gunung Anak Krakatau dan Tapis Carnival-nya. Namun sayang, tahun ini aku belum berkesempatan buat mengunjungi gunung yang tersohor hingga penjuru dunia itu.

Mandi dulu sebelum mengikuti parade.

Berlatarkan letusan besar gunung Krakatau pada 26 Agustus 1883 silam, Festival Krakatau ini pun menjadi acara tahunan provinsi Lampung yang selalu digelar tepat pada tanggal saat gunung tersebut meletus.

Dikelilingi para penonton.

Walaupun belum berkesempatan untuk menginjakkan kaki di gunung yang munjul dari bawah laut tersebut, aku sangat senang untuk sempat menyaksikan festivalnya yang ikonik itu. Ditambah lagi, lagi-lagi adikku, Vincent, mau meminjamkan kameranya yang keren itu buat dipakai. Jadi, akhirnya blog ini pun bisa diperbaharui, hohoho

Barisan perempuan bersiger (mahkota pengantin dalam adat Lampung).

Pengantin perempuan dalam adat Lampung Pepadun.

(Baca juga, Festival Krakatau Tahun Lalu)

Tapis Carnival selalu menjadi acara yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Lampung. Banyak hal-hal yang tak biasa ditampilkan di dalam parade budaya ini. Setiap kontingen kabupaten menampilkan macam-macam kreasinya dari pakaian tradisional, kostum warna-warni hingga tariannya yang menakjubkan di panggung utama.

Ada bagian yang membuat parade ini menjadi lebih berbeda dengan parade di kota-kota lainnya di Indonesia, yaitu pawai gajah. Memang gajah selalu menjadi ikon provinsi Lampung. Tak jarang pula jika mengunjungi beberapa tempat di Lampung, kita banyak melihat patung-patung berbentuk mamalia raksasa tersebut. Dibawa langsung dari habitatnya, Taman Nasional Way Kambas di Lampung Timur, gajah-gajah ini pun berhasil menarik perhatian para penonton pada parade tersebut. Tak jarang banyak penonton yang berebut kesempatan untuk berswafoto-ria bersama gajah-gajah itu.

Parade melintasi Jl. Ahmad Yani, Bandar Lampung.

Muli (gadis) Pesawaran.

Meskipun peserta parade tahun ini lebih sedikit dibanding tahun lalu, namun acara ini masih sangat kuat untuk menarik antusias masyarakat.

Berikut foto-foto yang berhasil diabadikan pada saat parade kemarin. Semoga berkenan.

Pengantin pria dalam pernikahan adat Lampung Pepadun.

Rojali, Rombongan jak Liwa.

Adik kecil pembawa pahar (tempat makanan raja).


Pita dan kakaknya yang selalu akur.

Sekura dari Lampung Barat.

Muli Liwa.

Sadar kamera.

Uni-uni rancak.











"Liat, Ma."

Pengantin adat Lampung Pepadun.

Muli-muli sikop (gadis-gadis cantik).

Para penabuh tambua tasa, alat musik tradisional Minangkabau.

Comments

Post a Comment

Tell me anything on your thought. Thank you.

You can also read this