Berlari menuju Air Terjun Talang Rabun di Gunung Betung Lampung

Air Terjun Stabil di Talang Rabun, Pesawaran

Gunung Betung (1.240 mdpl) adalah salah satu gunung di Provinsi Lampung yang sangat dekat dari Bandar Lampung. Setiap sisi di kaki gunungnya telah dikelola masyarakat sekitar menjadi lahan bertani, terutama perkebunan kopi dan durian.

Bersama Om Firman yang begitu kuat menapaki naik dan turun lembah Gunung Betung.

Gunung ini selalu pilihan bagi pecinta olahraga atau aktivitas luar ruang, seperti trail run, hiking, trekking, bahkan bermotor trail dengan pilihan rute yang lumayan banyak dan menarik. Aku sendiri baru mencoba rute teropong bintang dan pendakian ke puncaknya saja.

Bentuk jalan menuju Talang Kelik

Jenis motor yang biasa melintas di akhir pekan.

Tidak terlalu tinggi, wilayahnya cukup luas dan setiap sisi lembahnya menawarkan suasana dan pemandangan yang manawan. Bahkan karena begitu dekat dengan Kota Bandar Lampung, sempat akan dibangun teropong bintang guna pengembangan ilmu pengetahuan, namun sayang jadi dihentikan meski sudah sempat groundbreaking.

Sebagian sisi hutan yang kami lewati di sepanjang rute.

Sehubungan dengan rencana Om Firman yang berpartisipasi di salah satu kategori trail run di BDG100 Ultra, yaitu jarak 28 kilometer dengan total elevasi 1.400 m, ia pun mengajakku untuk menemaninya berlatih menempuh jarak yang hampir sama guna pemantapan dirinya menjelang race day di Bandung.

Elevasi rute Talang Mulya ke Talang Rabun.


Penunjuk arah di wilayah Gunung Betung yang banyak dijumpai di sepanjang jalur.

Rute yang kami pilih adalah rute yang biasa dijadikan oleh teman-teman di Bandar Lampung untuk hiking di akhir pekan. Biasanya para pendaki akan memulai pendakian dari Talang Mulya sampai ke desa Talang Kelik yang berjarak 4,5 kilometer dengan bentuk jalan tanah menanjak dan menurun.

Hanya motor khusus yang bisa melewati jalur ini.

Biasanya, setibanya di Talang Kelik, para pendaki akan singgah ke salah satu rumah warga demi menikmati semangkuk mie instan dan segelas bandrek, atau bisa juga sajian lokal tergantung menu yang disediakan si pemilik rumah. Kami menyebutnya Warung Pak Gito Escobar.

Bincang-bincang proses buah kopi sampai ke gelas penikmatnya.

Kopi robusta panenan warga Talang Kelik, Pesawaran.

Kampung Semendo di Gunung Betung, Pesawaran.

Ngomong-ngomong, ini cerita perjalanan pertamaku mendaki ke Warung Pak Gito, dan apa yang kutulis akhirnya terealisasi. Artikel bisa klik di sini. Namun kali ini kami tidak hanya mendaki dan berlari menuju rumah Pak Gito, melainkan hingga ke desa Talang Rabun yang jaraknya menjadi dua kali lipat.

Jemuran lada di Talang Rabun.

Posko Bapak Bin. Biasa menjadi tempat istirahat juga bermalam bagi pengunjung air terjun.

5 kilometer pertama menuju Talang Rabun ternyata adalah yang tersulit karena harus menanjak dengan gradien jalan yang besar. Setelah itu berlari jadi terasa nyaman dengan beberapa tanjakan kecil yang bisa kami lewati dengan pace aman. Sepanjang jalan kami masih berjumpa dengan penduduk lokal yang sudah sibuk dengan kegiatan berkebunnya. Sebagian besar lahan yang kami lewati adalah perkebunan kopi yang sedang masa panen saat itu.

Menu masakan di Basecamp Pak Bin hari itu.

Tiba di Talang Rabun, kami pun melapor di Posko Pak Bin yang menjadi gerbang menuju objek wisata Air Terjun Stabil, Air Terjun Batu Lapis, dan Tebing Lengkung yang ternyata berada berdekatan, namun hari itu kami hanya mengunjungi dua tempat wisatanya saja.

Jalan menuju air terjun yang sudah dibuatkan tangga dan pegangan.

Dari Posko Pak Bin, kami hanya perlu menuruni bukit dan anak tangga untuk sampai ke Air Terjun Way Rabun, atau air terjun yang dinamakan Air Terjun Stabil oleh penduduk sekitar. Dinamakan demikian karena debit airnya yang tak berubah baik di musim kemarau maupun hujan.

Harus punya foto di sini selagi punya rekan yang bisa diminta-fotokan. Hehehe.

Puas menikmati sambil mengambil beberapa gambar dan video, kami melanjutkan perjalanan ke Air Terjun Batu Lapis yang berada di hulu Air Terjun Stabil. Kembali menaiki tangga lalu mengikut papan arah, kami sudah tiba di depan air terjun tersebut. Untuk masuk ke dalam air terjunnya, kami harus menyeberangi sungai dengan menaiki jembatan bambu.

Sudah disediakan jembatan bambu agar bisa memasuki tebing Batu Lapis.

Senang sekali rasanya bisa berada di tempat yang indah seperti dua destinasi berlari kami hari itu, apalagi setelah berlari 12 kilometer jauhnya dengan menaiki dan menuruni kaki gunung. Sekembalinya dari air terjun, kami menikmati menu masakan yang disediakan keluarga Pak Bin yang begitu menggugah selera, apalagi perutku yang sejak pagi belum diisi.

Air Terjun Talang Rabun, Pesawaran.

Batu Lapis Talang Rabun, Pesawaran.

Di perjalanan pulang, kami kembali berlari dan sesekali berjalan kaki agar tidak kelelahan mengingat jarak perjalanan yang cukup jauh. Pukul 1 kami pun tiba kembali di parkiran kendaraan kami lalu kembali ke rumah masing-masing.

Comments

You can also read this