Mendaki dan Melintasi Puncak Pesagi Lagi

Pekon Serungkuk
Tepat 2 minggu yang lalu kami mendaki puncak Pesagi (2.231 mdpl) lagi. Kali ini bersama 2 teman kuliah saya Ariswanto (sekarang sudah menjadi ketua Mapala. baca dulu: Mendaki Gunung Pesagi, Puncak Tertinggi di Lampung) dan Okta (baru coba-coba naik gunung), seorang senior Mapala STKIP PGRI Bandar Lampung dan seorang siswa mapala yang sedang diberi pendidikan dasar. Ini merupakan perjalanan yang tepat sekali sebelum akhirnya menghadapi perangkat pembelajaran untuk praktek mengajar di sekolah, hahaha

Kami mendaki melalui rute Serungkuk, Hujung dalam waktu tempuh lebih kurang 8 jam. Kami mendaki dalam kondisi masih musim kemarau panjang, sehingga sumber air yang kami lewati pun sedikit alirannya. Bahkan aku harus membuat stok air khusus hanya untuk di puncak dan pulang. Kusimpan sebuah jerigen berisi 5 liter air di dalam tasku.

Setelah sampai di puncak, kami tidak mendirikan tenda karena di atas telah tersedia gubuk yang terbuat dari seng. Tak banyak kegiatan yang kami lakukan di puncak selain selinggoman piyu (sarungan) karena angin sedang begitu kencangnya sambil marok (ngobrol) bersama seorang pendaki dari Kotabumi yang memiliki tujuan berbeda dengan kami. Berdoa.

Keesokan harinya, tak ada awan atau kabut tebal yang kami lihat seperti pendakian gunung pesagi yang sebelumnya. Setelah puas menikmati matahari terbit dan berfoto ria, kami pun pulang melalui jalan belakang musala melalui jalur Bahway. Ini adalah kali pertama kami menuruni puncak melalui jalur Bahway juga dengan informasi yang seadanya soal lintasan, kesulitan hingga sumber air.
Dan ternyata persediaan air kami kurang dari setengah liter!
Cukup?
Enggak!
Track Bahway di dominasi dengan jalur yang bagian kanan kirinya dibatasi oleh jurang dalam, sehingga kami bisa berjalan sambil melihat indahnya pemandangan bumi Sekala Brak hingga ke danau Ranau dan gunung Seminung-nya. Kami pun menuruni Pesagi perlahan tapi pasti dengan persediaan air yang sangat menipis. Kurang dari setengah liter untuk 6 orang. Matei.
Tau bagaimana kami mengirit air kami?
Yak! Kapten kami Aris membuat kebijakan kami hanya dijatah minum air sebanyak 2 tutup botol.
Begitulah terus sampai kami menuruni puncak dan bertemu shelter 3. Awal bertemu, senang sekali rasanya karena akhirnya bakal bisa melepas dahaga yang telah tertahankan selama 6 jam berjalan kaki. Namun tak sesuai kenyataan. Sumber air yang kami datangi sudah kering. Akhirnya, kami pun terus berjalan turun tanpa air, hahaha. Kami punya banyak makanan tapi gak bisa apa-apa karena tetap butuh air.

Singkat cerita, setelah 2 jam turun tanpa air, akhirnya kami keluar dari gerbang rimba dan disambut oleh perkebunan kopi milik warga pekon Bahway, dan bersyukur pemilik kebun belum pulang dari kebunnya. Sehingga kami bisa meminta air untuk melepas dahaga kami dan menyelesaikan sisa perjalanan kami menuju pekon Sarhum Bahway.

Banyak sekali pengalaman yang telah kami dapatkan dari pendakian ini, dari bagaimana cara menghargai nikmat alam hingga rasa kekeluargaan. Beda perjalanan, beda pula pelajarannya.
Terima kasih Mapala STKIP PGRI Bandar Lampung, salam lestari!
Berikut foto perjalanan kami kali ini:

Kapan lagi bisa difoto, haha

Mendaki melewati perkebunan kopi warga Hujung.

Beristirahat di Pos 4 Serungkuk

Aliran sungai yang tersisa di musim kemarau.

Mengambil Wudhu.

Sholat

Memanjat

Beristirahat sejenak

Matahari mulai terbit

Jajaran Bukit Barisan Selatan

Aris.. sedang sibuk menulis kata-kata buat seseorang.

Gunung Seminung (Lampung Barat) dan gunung Raya (OKU Selatan) di ujung pandangan.

Cukup tangannya saja yang selfie

Batu Sambung

Menuruni lereng Pesagi. Di ujung itu kota Liwa.

Menyusuri kebun kopi warga.

Pekon Sarhum dari salah satu bukit di lereng Pesagi.

Leader kami, Aris Wanto Abdullah.
Wajah-wajah bahagia setelah menuruni Pesagi dengan air yang kurang dari cukup (np: kamera pinjaman).

Sampai di pekon Sarhum, Bahway, Liwa.

Comments

  1. Replies
    1. Ada, bisa hubungi saya via line: exaudiosiregar. Salam lestari! ;)

      Delete
  2. Keren juga yah foto2nya. Kalau ada itenary nya dan catatan perjalanan lebih asik :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih banyak atas apresiasinya juga masukannya, kedepan bakal dibuat itenary-nya.
      Lestari! ;)

      Delete
  3. bang bisa minta info jika mencari guide untuk pendakian ke pesagi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa dengan saya, atau anggota Mapala STKIP PGRI Bandar Lampung, tinggal pilih, hehe

      Bisa hubungi saya di line: exaudiosiregar. Salam lestari! ;)

      Delete

Post a Comment

Tell me anything on your thought. Thank you.

You can also read this