Bersepeda di Lembah Suoh bersama Nova

Untuk mengawali tahun 2021 ini, Suoh menjadi tujuan perdana bersepedaku sekaligus mengunjungi bou (bibi) dan juga teman SMP-ku, Nova. Bertandang ke Suoh adalah satu dari banyak hal yang selalu membuatku senang melakukannya karena suasana dan alamnya yang begitu memikat.


Suoh berada kurang lebih 50 km dari Kota Liwa. Tidak terlalu jauh apalagi dengan kondisi jalannya yang kini semakin membaik, meskipun masih ada beberapa ruas lagi yang masih jelek sejak zaman dulu, seperti di pekon Tembelang, Gunungratu, dan TNBBS. Dibandingkan perjalanan bersepeda ke Suoh setahun yang lalu, perjalanan ke Suoh kali ini berhasil kutempuh jauh lebih cepat.
 
Ambil foto dulu di depan Gedung Dalom Kepaksian Pernong Sekala Brak

 
Jalan Pampangan yang macam tebing.

Berangkat jam 7 pagi dari rumah, aku pun tiba di pertigaan Sukabumi, Sukamarga, dan Sukajadi pada pukul 11. Tentu saja 4 jam itu tak cuma kuhabiskan dengan mengayuh, tetapi juga berhenti beberapa kali untuk sekadar berteduh dari teriknya panas hari itu. Perlu diketahui bahwa temperatur menuju Suoh berubah dari udaranya yang sejuk berubah panas karena menuju dataran rendah. Meski sudah menggunakan sunblock dan berteduh sebisanya, perjalanan kemarin telah menyisakan belang di keningku.
 


Rumah Nova menjadi tujuan pertama saat tiba di pertigaan Way Heni. Setelah berkawan sejak SMP dan juga sering sepedahan bersama saat masa kuliah, aku sama sekali belum pernah berkunjung ke rumahnya yang ternyata tak jauh dari pertigaan tersebut.
 
Sepedaku di rumah Nova yang bergaya khas tradisional Lampung


Sebenarnya sore itu, aku, Nova, dan adiknya Aris berencana untuk bersepeda bersama menuju Peletusan, namun sayang, kami harus membatalkannya karena hujan deras tak kunjung mereda. Aku pun harus meninggalkan sepedaku di rumah Nova dan melanjutkan perjalanan ke rumah bou dengan meminjam motor bapaknya Nova yang legendaris itu.

Menuju kawasan TNBBS Suoh

Esoknya, pagi masih gelap karena mendung. Hujan baru berhenti menjelang fajar. Sesuai yang direncanakan, aku pun kembali bermotor menuju rumah Nova agak siangan untuk mengambil sepeda dan memulai perjalanan sepeda kami yang sebelumnya tertunda.
 

 
Digowes capek, didorong juga capek

Kami berdua bersepeda menyusuri jalan utama Suoh. Aris tak bisa ikut bersama kami hari itu adalah jadwalnya untuk ke sekolah. Tak sampai 15 menit, kami sudah tiba di Peletusan Suoh yang masuk ke dalam wilayah TNBBS, memasuki savananya yang luas dengan danau-danau besar yang nampak dilihat dari sisi mana pun.
 
Rehat dan menikmati momen
 
Karena hujan semalam, kondisi jalan setapak yang kami lalui di padang rumput tersebut menjadi basah dan berlumpur lalu menempel pada ban sepeda. Beberapa kali kami harus berhenti untuk membersihkan tanah yang menempel karena sepeda menjadi berat dan ban tak bisa memutar. Bahkan Nova terpaksa harus mendorong sepedanya karena tidak bisa menjaga keseimbangan akibat bentuk jalannya yang lengket.
 

Danau Asam dari pohon jomblo di padang ilalang

Padang ilalang itu begitu luas diapit oleh 3 danau sekaligus, yaitu Danau Lebar, Danau Minyak, dan Danau Asam. Dari ilalang ini juga sebenarnya bisa menuju ke beberapa spot menarik lainnya yang sebenarnya tidak jauh dari tempat kami bersepeda seperti Keramikan dan Kawah Nirwana yang terkenal itu, tetapi untuk hari itu kami hanya berkeliling di Letusan saja supaya nanti masih ada cukup waktu untuk memutari Suoh. 
 
Tarian ilalang Suoh
 
Mobil ngampas
 
Setelah puas bersepeda dan mengambil gambar di tengah ilalang, kami kembali ke jalan utama untuk beristirahat lalu melanjutkan perjalanan. Sebelum melanjutkan perjalanan, kami mencuci sepeda di sungai agar lumpur yang tercampur belerang tidak mengendap di batang sepeda dan berkarat. 
 
Mencuci sepeda sehabis menjelajah padang ilalang

Di perjalanan kali inilah aku baru menyadari bahwa jalan utama Suoh yang terbagi menjadi 2 wilayah kecamatan ini ternyata melingkar memutari wilayahnya yang datar dan dibelah sungai Way Semangka dengan kondisi jalannya yang menurutku sudah lebih baik dibanding bertahun-tahun lalu saat ke sini. Tentu ini karena si Nova yang sudah mau menjadi guide-ku hari itu.
 
Genangan banjir akibat hujan deras kemarin

 
Jembatan Way Semangka/Semaka menuju kabupaten Tanggamus

Di keesokan harinya, karena ada pekerjaan yang tak bisa diabaikan, aku tidak kembali ke Liwa dengan bersepeda. Karena kebaikan sepupuku, aku menumpang sebuah mobil kurir Ninja Xpress di mana dia bekerja. Padahal sebenarnya aku ingin sekali mencoba bersepeda dari Suoh sampai ke Liwa meskipun elevasinya yang naik juga tanjakan-tanjakannya yang cukup curam. Mungkin lain kali dengan sepeda dan kamera yang lebih baik.

Dari Suoh ke Liwa dengan Ninja Ekspress gratis ongkos kirim.

Comments

  1. Terima kasih...sudah berkunjung kesuoh kak

    Menjadi salah satu kebanggaan tersendiri..
    Bagi saya orang suoh, yang tanah kelahiran mendapat nilai bagusss..

    🙏🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung ke blogku. Salam dari seorang warga Liwa. Senang bisa berkesempatan berkunjung, apalagi akses ke sana udah jadi lebih baik. Semoga tetap terjaga. Tabik.

      Delete
  2. Replies
    1. You should put Suoh on your visit list and you'll realize what you see in here is not the all places which exist there. You'll be surprised.

      Delete

Post a Comment

Tell me anything on your thought. Thank you.

You can also read this