Saur Matua: Perjalanan dan Pesta Terakhir Opungku
Tepat setahun yang lalu, opung boru (nenek) dari bapakku menghembuskan napas terakhirnya. Beberapa hari menjelang usia genap 82 tahun. Usia yang begitu panjang melintasi generasi. Di akhir hayatnya, semua anak-anaknya telah berkeluarga dan memiliki cucu dan cicit. 1 anak laki-laki (bapakku), 5 anak perempuan, 20 cucu, dan 3 cicit. Begitu ramai, apalagi jika kami sekeluarga berkumpul di rumah opung setiap malam pergantian tahun. - o - Di masa hidupnya, opungku adalah pribadi yang baik sekali. Tidak hanya ke cucu-cucunya, bahkan ke orang lain di sekitarnya. Aku ingat betul, sejak sekolah dasar, setiap liburan semester tiba, aku diantar bapak atau ibuku ke rumah opung dan menghabiskan masa liburku di rumahnya. Layaknya cucu yang disayangi oleh neneknya, opungku dulu rajin sekali bangun pagi-pagi buta untuk mempersiapkan sarapan atau sekadar makanan gorengan beserta teh hangat. Tepat pukul 6, opung akan membangunkanku dan lae-laeku (yang sering tidur di rumah opung), lalu meminta kami mem...